Kyai Raden Santri, Makam Para Aulia di Gunung Pring Magelang


Makam Kyai Raden Santri Gunung Pring

Makam Kyai Raden Santri dan anak cucunya kebanyakan berada di kawasan atas Gunung Pring dan kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi ummat Islam dari berbagai penjuru tanah air. Kompleks makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada.


Website Resmi Desa Gunungpring First Detail Artikel Makamkyairadensantrigunungpring

Kompleks makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada di Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun demikian, secara asal-usul sejarah kepemilikian, makam kompleks makam ini merupakan milik Keraton Ngayojakarta.


Tradisi Ziarah Makam Kyai Raden Santri, Pangeran Singasari

Dirinyalah pula yang menciptakan tombak Kyai Plered, sebuah pusaka yang kemudian secara turun-temurun menjadi piandel bagi dinasti Mentawisan.. Kompleks makam Kiai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada di Desa Gunung Pring, Kecamatan.


Menziarahi Makam Raden Santri, Panglima Mataram dan Penyiar Agama Islam

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan struktur, tanggapan dan penghayatan masyarakat serta fungsi mitos yang terdapat dalam cerita rakyat makam Kyai Raden Santri (Pangeran Singasari) desa Gunungpring kecamatan Muntilan kabupaten Magelang bagi masyarakat pendukungnya. Bentuk penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Sumber data diperoleh dengan cara mengadakan pengamatan secara.


jelajah loka Analisa di Kompleks Makam Kyai Raden Santri, Gunung Pring, Muntilan

Dalam mimpinya ia menerima ilham yang berbentuk sebutir kelapa bercahaya jatuh didepan halaman rumahnya dekat kompleks makam Kyai Raden Santri (Pangeran Singasari). Kejadian tersebut ternyata membawa keberuntungan, karena tidak lama kemudian perempuan tersebut diperistri oleh Gus Jogo Rekso. Gus Jogo Rekso adalah salah seorang wareng Beliau.


Menziarahi Makam Raden Santri, Panglima Mataram dan Penyiar Agama Islam

Gunungpring. Mereka dimakamkan di kompleks makam Gunungpring bersama Kyai Raden Santri (Wawancara dengan Pak Fauzan, Sabtu, 20 Oktober 2018). Makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit. Makam Gunungpring secara administrasi berada di Desa Gunungpring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang.


Kyai Raden Santri, Makam Para Aulia di Gunung Pring Magelang

Kompleks makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada di Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang. Namun demikian, secara asal-usul sejarah kepemilikian, makam kompleks makam ini merupakan milik Keraton Ngayojakarta.


MAKAM KYAI RADEN SANTRI

Perlahan Kyai Raden Santri bosan di kerajaan dan pamit kepada Sutawijaya untuk mengembara. Pada tahun 1660 M Kyai Raden Santri sampai di Dusun Santren, Muntilan, Magelang, Jawa Tengah (Wawancara dengan Pak Fauzan sebagai juru kunci kompleks makam Gunungpring, pada tanggal, 20 Oktober 2018, pukul 11:15 WIB).


Kyai Raden Santri, Makam Para Aulia di Gunung Pring Magelang

Makam Kyai Raden Santri di Desa Gunung Pring, Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang misalnya, biasanya padat pengunjung di bulan Muharam. Begitu juga dengan makam-makam ulama lainnya di sepanjang Jawa. Kyai Raden Santri bernama asli Pangeran Singasari, putra Ki Ageng Pemanahan pendiri kerajaan Mataram Islam.


Wisata Religi Baderhood Magelang ke Makam Kyai Raden Santri Bikersnote

Semula makam tersebut dikelola oleh suatu yayasan Kyai Raden Santri yang beralamat di Jalan Kyai Raden Santri KM 1 Muntilan 56415. Yayasan tersebut didirikan sekitar tahun 1992 oleh RM Anwar As dan R Cowaid AS. Meskipun sudah berbentuk yayasan, namun pihak Negara khususnya yang menangani pariwisata masih berusaha untuk mencampuri urusan dalam.


Magelang Makam Kyai Raden Santri

Secara administratif, Makam Kyai Raden Santri merupakan milik Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dibawah Reh Kawedanan Hageng Sriwandowo bagian Puroloyo. Maka dari itu, kirab budaya dilakukan oleh para abdi dalem keraton dengan deretan barisan pembawa tumpeng dan rangkaian hasil tani sebagai simbol wujud rasa syukur dengan rute melewati jalan.


Ziarah makam Kyai Raden Santri(pangeran singasari) dan kisah kesaktiannya YouTube

Kompleks makam Kyai Raden Santri dan anak cucunya yang kebanyakan juga berada di kawasan Gunung Pring kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi umat Islam dari berbagai penjuru tanah air. Apabila ingin ziarah, untuk memasuki kaki bukit sebagai akses masuk ke kompleks makam, pengunjung akan disambut terminal parkir dan gapura berlambang.


Sejarah Makam Kyai Raden Santri Gunung Pring

Ada beberapa keistimewaan yang membuat makam Kyai Raden Santri menjadi tempat berziarah yang populer di Indonesia. Berikut adalah beberapa keistimewaan tersebut: 1. Keilmuan yang Luas. Kyai Raden Santri dikenal sebagai seorang ulama yang memiliki keilmuan yang sangat luas. Ia memiliki pengetahuan yang mendalam dalam bidang agama Islam dan juga.


Kyai Raden Santri, Makam Para Aulia di Gunung Pring Magelang

Di Magelang, terdapat sebuah desa yang bernama Gunung Pring. Desa yang berada di Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang ini, diberi nama Gunung Pring karena d.


ZIARAH MAKAM KYAI RADEN SANTRI GUNUNG PRING MAGELANG Agis Yayana

Makam Kyai Raden Santri dan anak cucunya kebanyakan berada di kawasan atas Gunung Pring dan kini menjadi tempat ziarah yang ramai dikunjungi ummat Islam dari berbagai penjuru tanah air. Kompleks makam Kyai Raden Santri terletak di sisi barat kota Muntilan, tepat di atas sebuh bukit yang sangat asri. Makam Gunung Pring secara administrasi berada.


Kyai Raden Santri, Makam Para Aulia di Gunung Pring Magelang

Situs Makam Gunungpring (Studi Tentang Peran Kyai Raden Santri Terhadap Islamisasi di Magelang, Jawa Tengah (1660-1810 M). January 2021 Panangkaran Jurnal Penelitian Agama dan Masyarakat 4(1):73-87

Scroll to Top